While SAP defined the tolerance group methodology as its method for placing limit on an employee, configuration allows a company the flexibility to further tailor this metodhology for other uses. Assume a sporting goods company places an order in january for 1000 life jackets. The company receives only 995 in the shipment from the manufacturer, which arrives in march. This delivery, although it is short five life jackets, is close enough to the original order that it is accepted as complete. The difference of the five jackets represents the tolerance. By defining the tolerance group to accept a variance of a small percentage of the shipment, the company has determined that it is not worth pursuing the five extra life jackets. Tolerance could indicate a shortage, as in this example, or an overabundance in an order. Thus, an order of 1005 life jackets would also be within the tolerance. Tolerance groups should be defined an documented, in part to deal with fraud issues. The sporting goods company should know the reason for a short order. It is because the order is within the tolerance range, or is it because a worker on the loadin dock stole five life jackets ?
Question :
1. Can you think of other areas within a company that would need to have some limits set on variances or payments ? why would it be beneficial to set those tolerance groups ?
1. Dapatkah Anda memikirkan area lain dalam perusahaan yang akan perlu
memiliki beberapa batasan pada varians atau pembayaran? Bagaimana itu
akan bermanfaat bila kelompok toleransi tersebut dibuat?
Group Toleransi adalah salah satu fasilitas yang terdapat pada
software SAP ERP yang digunakan untuk menentukan limit transaksi,
menempatkan kelompok toleransi/batasan pada karyawan. Tujuan utama dari
group toleransi selain menentukan batasan adalah agar proses bisnis
tetap berjalan (tidak terhenti).
Sebagai Contoh :
Pada suatu Perusahaan yang bergerak di bidang Perbankan, Group Toleransi ini juga penting untuk digunakan. Pada masing-masing user/karyawan dalam suatu bank melakukan transaksi pembukuan, baik pada bagian operasional pembiayaan atau pun pada bagian marketing yang merupakan funding.
Transaksi pembukuan itu meliputi proses debet dan kredit dalam suatu account. Dalam proses tersebut masing-masing karyawan diberi batasan jumlah limit nominal transaksi yang dapat diproses. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut :
- Untuk Bagian Sarana dan Logistik hanya dapat melakukan transaksi maksimal Rp. 50 Juta per 1x transaksi.
- Bagian Teller hanya dapat melakukan transaksi Rp. 300 Juta /1x transaksi.
- Bagian CS hanya dapat melakukan transaksi Rp. 150 Juta /1x transaksi.
- Bagian Kredit hanya dapat melakukan transaksi Rp. 300 Juta /1x transaksi.
- Sedangkan bagian marketing hanya dapat melihat informasi saldo dari sebuah account.
- Officer mempunyai limit Rp. 500 Jt/ 1 x transaksi.
- Manager mempunyai limit Rp. 1 M / 1x Transaksi.
Masing-masing bagian ini diberi batasan maksimal dalam melakukan transaksi dikarenakan agar memudahkan dalam pengontrolan tansaksi, pengawasan dalam operasional, dan keamanan.
Perbedaan tersebut diberikan berdasarkan jenis kegiatan dan kebutuhan masing-masing bidang, dan apabila ada transaksi yang melebihi batas maksimal maka transaksi itu akan pending/tidak diproses dan hanya dapat diproses dengan meminta izin / permohonan open pending kepada manager/supervisor yang mempunyai limit di atasnya/sesuai dengan transaksi tersebut.
iklan
Friday, July 8, 2016
Implementasi ERP di PT. Nestle
Pada core ERP terdapat sebuah data respository terpusat dan ter'managed' yang merequest
dan mensupply informasi atau data untuk suatu aplikasi operasional dalam
platform universal komputer yang terintegrasi satu sama lainnya.
Gambar 1. Komponen aplikasi utama
ERP
Pada
awalnya ERP hanya diimplementasikan
pada organisasi yang besar dengan organisasi yang mengunakan resources yang
sangat luas, namun sekaranga penggunaan ERP
sudah mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini, dan ERP sekarang dapat diimplementasikan pada skala perusahaan menengah
dan berbagai macam industri.
Arsitektur
software ERP sekarang ini dapat
merangkum fungsi-fungsi yang ada dalam suatu bisnis dan mengintegrasikannya
dalam satu tempat dari gabungan database. Misalkan, fungsi dari HRD, Supply
Chain Management, Customer Relationship Management, Keuangan, produksi,
management gudang dan logistik, yang mana dulunya menggunakan aplikasi/software
dan database masing-masing & terpisah,
maka sekarang ini masing-masing unit aplikasi itu disatukan dengan satu payung,
yaitu arsitektur ERP.
SingCat
Network selaku penyedia ERP,
telah banyak pengalaman dalam menerapkan ERP
pada beberapa perusahaan baik swasta murni maupun BUMN.
Nestle
membutuhkan teknologi informasi yang bisa menyatukan semua bisnis unit Nestle
di seluruh dunia dan mengaplikasikan proses bisnis yang efisien dan efektif.
Oleh karena itu pada tahun 2000, Nestle meluncurkan proyek GLOBE (Global
Business Excellence). Tujuan dari proyek GLOBE adalah meningkatkan kinerja dan
efisiensi bisnis Nestle di seluruh dunia. GLOBE ini merupakan sistem ERP (enterprise resource planning) yang menggunakan software SAP. Proyek
ini terbagi menjadi empat kegiatan pokok, yaitu Business Excellence, Data
Standard&Data Management, Information Technology dan Global Template.
Proyek GLOBE
di Indonesia mulai diterapkan pada tahun 2003. Dengan menerapkan sistem ERP maka perusahaan bisa mensinergikan
keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan tersebut sehingga dicapai
proses bisnis yang efisien dan efektif, serta memberikan kemudahan terjadinya
“sharing knowledge” antar masing-masing bagian.
Dampak
Positif yang ditimbulkan dari Penerapan ERP
pada PT Nestle Indonesia
Adapun dampak positif dari penerapan
ERP ini ialah dapat mempercepat proses manufaktur dengan mengotomatisasi proses
dan alur kerja, dan sebagai hasilnya, juga mengurangi kebutuhan
untuk membeli persediaan dalam jumlah besar karena kita sudah bisa
memplaningkan berapa besar bahan baku yang diperlukan untuk mencapai target
yang ditentukan. Selain itu ERP ini mampu menyatukan semua departemen dan
fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem computer yang dapat melayani semua
kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi. Dapat juga
menurunkan biaya pemrosesan transaksi dan hardwork dan menghasilkan
struktur organisasi, tanggung jawab manajerial,dan peran kerja yang lebih
fleksibel.
Sumber : http://nurulqalbina.blogspot.co.id/2013/10/erp-di-pt-nestle.html
Bagaimana sebuah Universitas dapat mengorganisasikan bisnis edukasi nya bersamaan dengan fungsi bisnis dan proses bisnis nya… Dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan nilai tambah kepada mahasiswa??
Bagaimana sebuah Universitas dapat mengorganisasikan bisnis edukasi nya bersamaan dengan fungsi bisnis dan proses bisnis nya… Dan bagaimana hal tersebut dapat memberikan nilai tambah kepada mahasiswa??
Jawabannya:
Sebuah Universitas mengorganisasikan suatu bisnis edukasi nya menggunakan nilai tambah di suatu universitas dengan akreditasi dari universitas tersebut, dan juga kualitas pelayanan di berbagai bidang.
Sedangkan untuk mengetahui keterkaitan fungsi bisnis dan proses bisnis universitas ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu proses bisnis. Yaitu
Proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya.
Fungsi bisnis adalah
untuk menciptakan nilai (kegunaan) suatu produk, yang semula kurang bernilai,
setelah diubah atau diolah menjadi menjadi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
/ konsumen. Nilai kegunaan (Utility Value) yang diciptakan oleh kegiatan
bisnis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat adalah terangkum dalam
fungsi utama bisnis.
Fungsi utama bisnis
adalah menciptakan nilai suatu produk atau jasa dengan cara :
- Bisnis berfungsi
untuk mengubah bentuk bisnis(form utility), yang tidak lain dari fungsi
produksi
- Bisnis berfungsi
untuk memindahkan bentuk (place utility), atau fungsi distribusi
- Bisnis mengubah
pemilikan (possessive utility), yaitu fungsi penjualan
- Bisnis
berfungsi menunda waktu kegunaan. (time utility), atau fungsi pemasaran
Sedangkan untuk proses dan fungsi bisnis dalam
kegiatan universitas dapat dilihat pada use case di bawah ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)